3 Kecerdasan Dalam Menciptakan Generasi Berkarakter

3 Kecerdasan Dalam Menciptakan Generasi Berkarakter

LUWU UTARA, MBNEWS.CO.ID - Seiring berkembangnya zaman yang ditandai dengan berbagai macam kecanggihan teknologi, kemajuan perekonomian sampai pada tahap generasi 4.0 maka dalam dunia pendidikanpun tak luput dari pembaharuan sistem pendidikan. Usaha yang dilakukan Republik Indonesia dalam mencerdaskan generasi bangsa sampai pada tahapan pendidikan karakter atau lebih dikenal dengan K13 (Kurikulum 13).

            Namun pendidikan karakter yang diusung ternyata masih jauh dari tujuannya, berdasarkan data yang diperoleh dari lifestyle.okezone.com  di tahun 2019 ini banyak terjadi kenakalan remaja termaksud di lingkungan sekolah. Sehingga boleh dikatakan bahwa masih terdapat kesalahan dalam sistem pendidikan, bisa saja itu terjadi disebabkan proses belajar-mengajar yang tidak produktif, proses pembelajaran hanya menekankan pada kecerdasan intelektual tanpa berusaha menanamkan kecerdasan emosional sehingga terbentuk pribadi yang memiliki kecerdasan spiritual.

            Artinya proses pembelajaran yang dilakukan haruslah menanamkan nilai-nilai moral atau akhlaq kepada siswa sehingga mereka memiliki karakter dalam dirinya. Mungkin kita bisa melirik pada proses pembelajaran yang diterapkan berbagai pondok pesantren, yakni:

1. berusaha meningkatkan kecerdasan intelektual para santri dengan cara membuka ruang agar santri mengetahui ilmu-ilmu umum, contohnya dirana teknologi santri diajarkan menggunakan komputer dan memanfaatkan internet, di rana bisnis santri diajarkan pengelolahan koperasi, dirana kesehatan santri diajarkan mengurus Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

2. menanamkan kecerdasan emosional kepada santri dengan cara membiasakan melakukan hal-hal yang bermanfaat, seperti yang kita ketahui bahwa santri digodok dalam 24 jam agar mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali santri memiliki aktifitas belajar yang bukan hanya di sekolah saja tetapi juga belajar kepesantrenan yang mencakup belajar kitab-kitab Ad-Diniyah, tafsir dan hadits. Selain itu santri juga ditekankan agar tidak meninggalkan ibadah wajib serta melakukan ibadah sunnah dan banyak lagi aktifitas santri di pesantren yang memberikan manfaat.

3. terakhir memahamkan kecerdasan spiritual kepada santri dengan cara membantu santri untuk menumbuhkan  kesadaran individu dalam beraktivitas, membantu santri menemukan hikmah dari setiap kondisinya atau proses kehidupannya, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki dan  pembiasaan yang dilakukan maka santri akan melakukan hal-hal yang bermanfaat atas dorongan dari dalam dirinya sendiri dan inilah patokan bahwa santri telah memiliki kecerdasan spiritual.

            Contoh sederhana bagi seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yakni jikalau dia menemukan sampah berserakan maka dia tahu bahwa itu kotor artinya kecerdasan intelektualnya berjalan, kemudian dia merasa risau melihat sampah yang berserakan itu artinya kecerdasan emosionalnya berfungsi maka tatkala dia mengambil atau membereskan sampah tersebut artinya dia menggunakan kecerdasan spiritualnya.

            Oleh karena itu dalam menciptakan pendidikan karakter tidak hanya menitik beratkan pada perlengkapan media pembelajaran dan berbagai metode pembelajaran karena kedua hal ini hanya berorientasi pada peningkatan kecerdasan intelektual, tetapi haruslah  menanamkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. (ISP)