Hakikat Dari Sebuah Hukum

Hakikat Dari Sebuah Hukum

MASAMBA, MBNEWS.CO.ID - Menurut orang-orang Cina, “hukum” sama seperti air mengalir. Kenapa begitu?” Tanya Mamay sambil terus menunjukkan aksara Cina di telapak tangannya. Anak-anak berdiskusi lagi. Kali ini, tak seorang pun serta-merta memberikan jawaban. Mamay memandang Temujin. Itu adalah semacam isyarat untuk member tahu Temujin bahwa Mamay menantikan jawabannya.

Temujin membuka mulut.

“Air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah, bukan?”

“Lalu?”

“Menurutku hukum sama seperti itu. Hukum juga mengalir ke bawah.”

“Kenapa begitu?”

“Hukum mengalir ke bawah seperti air, ia memengaruhi orang-orang di bawah. Jadi hukum dibuat oleh orang-orang di atas untuk mengendalikan dan mengatur orang-orang di bawah.”

Mamay jadi bersemangat.Jawaban tersebut luar biasa. jawaban tersebut sama atau sangat mendekati alas an orang-orang Cina membuat aksara itu berdasarkan filosofi mereka bahwa hukum seperti air mengalir.

“Menurutku begini.”

Kali Jamuka tampil ke depan. Mamay memperhatikannya.

“Sungai berkelok-kelok dalam perjalanan ke muara, bukan? Itu karena sungai menghindari pengunungan atau batu besar. Menurutku itu artinya hukum tidak bisa mengalahkan orang kuat atau berkuasa, hanya menghindari mereka.”

Mamay terperanjat satu kali lagi. Dua anak laki-laki tersebut tanpa kesulitan memberikan jawaban yang bahkan tidak dapat dipikirkan orang dewasa dengan gampang. Mamay memandang Jamuka beberapa saat dengan teramat takjub. Dia memiliki wajah dan hidung yang seimbang, bibir yang terkatup rapat, serta dua mata yang berkilau cemerlang. Naun, penampilan keseleuruhannya tidaklah sekuat Temujin, pikir Mamay, mungkin karena kulitnya yang berwarna terang.

Mamay merasakan kebahagiaan dalam sanubarinya. Rasanya seperti ketika kita berbicara kepada seorang teman yang memahami dan berkomunikasi sangat baik dengan diri kita.Anak-anak lelaki berkumpul setiap malam di yurt Mamay dan berbincang-bincang. Anak-anak tersebut haus akan cerita mengenai misteri alam dan kehidupan, cerita mengenai negeri-negeri ganjil yang jauh di balik cakrawala. Mamay adalah orang yang tepat untuk meredakan dahaga mereka.

Sumber : Sam Djang, Sang Penakluk Genghis Khan, hal. 119 - 120 (ISP)