Nabi Yusuf dan Sang Raja Mesir
MBNEWS.CO.ID - Salah satu kisah Nabi menarik untuk dibaca dan disimak adalah kisah Nabi Yusuf AS dengan Sang Raja Mesir yang mempunyai nilai-nilai yang positif dan membuat kita ingin menelusuri perjalanan hidupnya.
Tentu tidaklah mudah untuk bertemu dengan sang Raja, Nabi Yusuf menghadapi cobaan dan tantangan yang luar biasa, mulai saat dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya yang tidak suka dengan Nabi Yusuf. Maka Saudaranya tersebut membuat tipu muslihat untuk menjauhkan dia dari Bapaknya Nabi Ya'qub.
Ketika Nabi Yusuf dalam sumur, ia ditemukan oleh orang-orang musafir kemudian dia dijual di Mesir sebagai budak. Dari sinilah awal ia bertemu dengan sang Raja Mesir.
Ketika ia dibeli oleh Sang Raja maka Sang Raja tersebut memberikan pelayanan yang sangat baik kepada Nabi Yusuf AS bahkan layaknya orang merdeka. Tentu sebagai seorang Nabi, Allah mengangkat derajatnya dengan diberikan hikmah dan ilmu termasuk dalam menakwil mimpi.
Dalam kisahnya juga Nabi Yusuf AS mendapatkan fitnah yang sangat besar sehingga ia dipenjara oleh sang Raja sebab itu lebih baik. Ia dipenjara bukan karena melakukan kesalahan tetapi memang karena fitnah yang dilakukan oleh Istri Sang Raja. Tentu disini saya tidak akan terlalu runtut untuk membahas ini, sebab saya lebih berfokus pada Nabi Yusuf dengan Sang Raja.
Nabi Yusuf AS. Dimana dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa saat Nabi Yusuf AS dalam penjara berkat kecerdasannya dalam menakwil mimpi sang Raja pada saat itu. Ternyata Nabi Yusuf dengan karunia dari Allah Nabi Yusuf diberikan Mukjizat untuk mampu menakwilkan mimpi.
Sang Raja bermimpi tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering. Sang Raja bertanya tentang siapa yang bisa menakwilkan mimpinya. Salah satu pelayannya yang pernah dipenjara bersama dengan Nabi Yusuf memberikan informasi bahwa orang yang bisa menakwilkan mimpinya adalah Nabi Yusuf.
Setelah itu, Nabi Yusuf dipanggil untuk menghadap kepada Sang Raja agar ia bersedia menakwilkan mimpinya. Maka Nabi Yusuf pun menakwilkan mimpi Sang Raja dengan menjelaskan secara detail dan jelas tentang mimpi Sang Raja.
Maka disebabkan kecerdasannya itu Nabi Yusuf meminta kepada Sang Raja untuk dijadikan sebagai bendahara Kerajaan. Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran berikut ini, "Dia (Yusuf) berkata, "Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan."(QS. Yusuf 12: Ayat 55)
Tentu saja tidak semudah meminta amanah dari Sang Raja tetapi memang Nabi Yusuf AS memiliki kelebihan hikmah dan ilmu dari Allah SWT. Sehingga ia meminta amanah tersebut. Dan ternyata memang betul-betul dibuktikan bahwa Nabi Yusuf mampu menjaga amanah dengan ilmu pengetahuan yang cukup luas dan mendalam.
Kisah ini saya terinspirasi dari penuturan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan saat saya wawancarai tentang Tagline PWPM yaitu Berkuasa Dengan Benar, bahwa sejatinya dakwah akan bisa tercapai salah satunya dengan menggunakan dakwah struktural. Dengan demikian, dakwah akan terasa karena kepemimpinan dalam kekuasaan berada dalam kebenaran.
Kebenaran yang diperjuangkan tidak lain adalah untuk kepentingan masyarakat luas yang sangat membutuhkan perhatian dari orang-orang yang berkuasa. Tentu dengan cara melalui berbagai kebijakan-kebijakan yang memihak kepada masyarakat untuk kemaslahatannya.
Berbeda dengan dakwah kultural yang selama ini dijalankan oleh Muhammadiyah keberhasilannya hanya sekitar 40% saja. Bukan berarti menafikan dakwah kultural ini, tetapi memang saatnya Pemuda Muhammadiyah mengambil bagian saat dibutuhkan demi kemajuan dan perkembangan kemakmuran bangsa dan negara Indonesia.
Semua itu hanya bisa tercapai dengan baik jika para kader Pemuda Muhammadiyah mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang memadai. Tentu dengan mempunyai hikmah dan ilmu pengetahuan yang cukup luas. Dan mempunyai skill atau keterampilan serta memang ahli di bidang yang digelutinya. Jika tidak maka jangan pernah mencoba untuk mampu mengembangkan apa yang akan diberikan.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk saya sendiri sebagai bentuk kepedulian saya terhadap Pemuda Muhammadiyah dalam bentuk tulisan. Juga bisa bermanfaat untuk kita semua terutama para kader Pemuda Muhammadiyah yang akan memilih Calon Ketua Pemuda Muhammadiyah pada acara muktamar nantinya.
Dalam tulisan saya sebelumnya tentang sebuah catatan Besar Untuk Pemuda Muhammadiyah dan kepentingan pragmatis. Tulisan itu sebagai saran yang membangun untuk tetap menunjukkan eksistensi Pemuda Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, agar tetap dengan khittahnya yaitu khittah dalam etika politik bangsanya.
Tulisan ini saya tulis saat sedang berada di atas Bus Remaja jaya dalam perjalanan ke Makassar. Tulisan ini saya ambil dari intisari Qur'an Surat Yusuf sebagai poin utama dalam penulisan saya.