Senyum Lebah Ke-5 "Pahitnya Rasa Kritikan: Mengatasi Tantangan dalam Menerima Pendapat yang Tidak Nyaman"
Oleh : Muhammad Ibrahim (Pemerhati, Penulis dan Pelatih dalam Bidang Pendidikan, Pengabdian dan Pemberdayaan)
MBNEWS.CO.ID - Perkuatlah jiwa Anda untuk mampu mendengar kritikan, cemoohan, dan hinaan yang mungkin datang dari orang lain. Hanya dengan bersikap seperti batu cadas, yaitu tetap kokoh berdiri meski diterpa butiran salju yang mendera setiap saat, Anda dapat memperkuat ketahanan batin.
Sikap ini seakan menjadi penguat, karena jika Anda merasa terusik atau terpengaruh oleh kritikan atau cemoohan mereka, itu berarti Anda telah memberi izin bagi mereka untuk mengotori dan mencemarkan kehidupan Anda.
Sebaliknya, respons terbaik dalam menghadapi situasi ini adalah dengan menjawab atau merespon kritikan mereka dengan menunjukkan akhlak yang baik. Dengan demikian, Anda tidak hanya mempertahankan integritas diri, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai positif kepada mereka yang mungkin mencoba merendahkan Anda.
Menghadapi tantangan komunikasi, terkadang sulit untuk membungkam mulut orang lain atau menahan gerakan lidah mereka. Meskipun demikian, yang dapat Anda lakukan adalah mempertahankan ketenangan batin dengan menyimpan setiap kritikan yang mungkin diterima secara mendalam, tanpa membiarkan hal tersebut merusak keseimbangan mental Anda.
Penting untuk mengabaikan perilaku mereka yang mungkin tidak menyenangkan dan bersikap sebagaimana yang dianjurkan oleh agama, seperti yang terdapat dalam ajaran Allah, "Katakanlah (kepada mereka): 'Matilah kamu karena kemarahanmu itu.'" (QS. Ali 'Imran: 119).
Melalui pendekatan ini, Anda dapat mengomentari setiap perkataan mereka dengan bijaksana dan sesuai dengan nilai-nilai agama, tanpa harus terlibat dalam konflik yang merugikan. Dengan demikian, Anda mempertahankan integritas diri dan menjaga ketenangan jiwa dalam menghadapi dinamika hubungan yang mungkin menantang.
Bahkan, dalam menghadapi orang-orang yang mungkin mencoba merugikan atau mengkritik Anda, Anda memiliki kemampuan untuk "menyumpal" mulut mereka dengan "potongan-potongan daging," yakni dengan tetap tenang dan menghindari konflik melalui peningkatan keutamaan pribadi, perbaikan akhlak, dan koreksi atas setiap kesalahan yang mungkin Anda lakukan. Strategi ini dapat memberikan dampak positif dalam meredakan ketegangan dan membangun harmoni dalam hubungan.