Senyum Lebah Ke-6 Tidak Perlu Terima Kasih, Berbuat Baik Hanya Untuk Allah
Oleh : Muhammad Ibrahim (Pemerhati, Penulis dan Pelatih dalam Bidang Pendidikan, Pengabdian dan Pemberdayaan)
MBNEWS.CO.ID - Allah menciptakan setiap hamba agar selalu mengingat-Nya dan memberikan rezeki kepada makhluk-Nya agar mereka bersyukur. Namun, banyak yang justru menyembah dan bersyukur kepada selain Dia.
Penolakan, pembangkangan, dan meremehkan kenikmatan adalah penyakit umum yang dapat menimpa jiwa manusia. Oleh karena itu, tidak perlu heran atau resah jika orang lain menolak kebaikan yang telah diberikan, atau mengabaikan budi baik yang telah ditunjukkan. Disarankan untuk melupakan bakti yang telah disumbangkan.
Tidak perlu resah jika orang lain memusuhi Anda secara keji atau membenci Anda hingga mendarah daging, karena hal tersebut mungkin terjadi karena Anda telah berbuat baik kepada mereka. Dalam konteks yang lebih luas, mereka mungkin hanya mencela Allah dan Rasul-Nya karena Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka (QS. At-Taubah: 74).
Dalam catatan perjalanan hidup ini, terdapat kisah seorang ayah yang dengan baik memelihara anaknya. Ayah tersebut memberi makan, pakaian, dan minum, mendidik anaknya hingga pandai, bahkan rela mengorbankan tidur dan makan demi kesejahteraan anaknya. Namun, ironisnya, saat anak itu dewasa, ia berubah menjadi seperti anjing galak yang menggonggong kepada orang tuanya. Anak tersebut tidak hanya berani menghina, tapi juga melecehkan, acuh tak acuh, congkak, dan durhaka terhadap orang tuanya, baik melalui perkataan maupun tindakan.
Orang yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang melanggar fitrahnya seharusnya menghadapinya dengan kepala dingin. Ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari Allah, yang memiliki perbendaharaan yang tidak pernah habis dan lenyap.
Ajakan ini tidak bermaksud menyuruh Anda meninggalkan kebaikan yang telah dilakukan atau berhenti berbuat baik kepada orang lain. Melainkan, ajakan ini bertujuan agar Anda tetap teguh dan tidak terpengaruh oleh kekejian serta penolakan mereka terhadap segala kebaikan yang telah Anda lakukan. Penting untuk tidak merasa sedih dengan tindakan mereka.
Berbuatlah kebaikan semata-mata untuk Allah, sehingga Anda dapat menguasai keadaan, tidak terpengaruh oleh kebencian, dan merasa aman dari perlakuan keji orang lain. Bersyukurlah kepada Allah karena dapat berbuat baik di tengah kejahatan orang di sekitar Anda. Ingatlah bahwa memberi lebih baik daripada menerima.
Allah berfirman dalam Surah Al-Insan (9): "Kami memberi makanan kepadamu hanya untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih." Pesan ini menegaskan bahwa kebaikan hendaknya dilakukan hanya untuk Allah tanpa mengharapkan imbalan atau pujian.
Banyak orang berakal kehilangan kendali dan kebingungan saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari sekitarnya. Mereka tampak seolah-olah tidak pernah mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan perilaku golongan manusia yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu tersebut (QS. Yunus: 12), disebutkan bahwa setelah Allah menghilangkan bahaya dari seseorang, dia kembali pada jalannya yang sesat, seolah-olah tidak pernah berdoa kepada Allah untuk menghilangkan bahaya tersebut. Ini menggambarkan perilaku mereka yang melampaui batas dan merasa yakin dengan apa yang selalu mereka lakukan.