Panggilan Iman

Panggilan Iman

LUWU UTARA, MBNEWS.CO.ID - Pertama kali mendengar kata “panggilan iman” saat mengisi pengajian Pimpinan Daerah Aisiyah Kab. Luwu Utara yang bertempat Busthanul Atfal Aisyiyah pada Jumat 21 Februari 2020. Kata ini disampaikan oleh Ibunda Saleharni, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kab. Luwu Utara.

Saya sangat tertarik dengan dengan kata “panggilan iman” terkhusus pada pengajian tersebut. Sebab, kata tersebut memberikan kekuatan bergerak menuju suatu kebaikan yang haqiqi dan ini hanya bagi mereka yang mempunyai niat yang kuat, tulus dan ikhlas untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Selain itu, iman memberikan kita spirit dalam kehidupan sehari-hari.

Tentunya, pengajian tersebut rutin dilaksanakan setiap bulan dari rumah ke rumah. Namun, dalam kesempatan tersebut tidak satupun ibu-ibu Aisyiyah yang bersedia sehingga pengajian ditempatkan Busthanul Atfal Aisyiyah sebagai tempat altenatif dalam pelaksanaan pengajian tersebut.

Sebenarnya pengajian menurut Dr. H. Abdul Mu’ti, M. Ed selaku sekretaris umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam buku Muhammadiyah dan dakwah pencerahan untuk masyarakat kelas menengah menyatakan bahwa Muhammadiyah dalam pengantarnya memilih istilah “pengkajian” dan bukan “pengajian” karena di dalamnya dibahas berbagai permasalahan agama, ayat-ayat qauliyah (Al-Qur’an dan Hadits) dan kauniyah (dinamika social, ekonomi, politik, kebudayaan, dll), dari berbagai perspektif, bukan hanya monolitik dari sudut pandang ilmu-ilmu agama.

Selanjutnya, kita membahas tentang iman, menurut Ustadz Fatkhul Anas, S.Pd.I dalam bukunya Jalan Dakwah Sang Pencerah yang memuat kumpulan kultum tematis paling menyentuh dan menggetarkan setahun penuh menyatakan bahwa iman secara bahasa berarti percaya.

Adapun secara istilah, ulama mendefinisikan iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Imam Ahmad mendefinisikan iman adalah amalan, bisa bertambah dan berkurang.(diriwayatkan oleh anaknya Abdullah dalam kitab As-Sunah, 207:1). Sedangkan Imam Bukhari mendefinisikan iman itu perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Sampai beliau (Imam Bukhari) berkata cinta karena Allah dan benci karena Allah adalah bagian dari iman.(Shahih Al-Bukari dalam Kitab Al-Iman).

Iman yang merupakan perpaduan antara keyakinan, ucapan dan perbuatan. Di dalam kehidupan seorang muslim menempati posisi kunci. Mengapa demikian? Hal ini karena ini menjadi syarat pokok diterimanya amal manusia. Tanpa adanya iman di dada, amal manusia hanya akan berujung kesia-siaan. Bahkan, iman di dada akan menyelamatkan seorang mukmin dari siksa api neraka, meskipun imannya sangat kecil.

 Dengan demikian, bahwa “panggilan iman” ini sangat diperlukan dalam mengembangkan dakwah Islam terutama di pengajian Pimpinan Daerah Aisyiyah Kab. Luwu Utara sebagai bagian dari ruh Muhammadiyah dan Aisyiyah sendiri. Seperti itulah pesan Ketua PP Muhammadiyah A.R. Fakhruddin dalam setiap kegiatan Muhammadiyah.

Di dalam pokok pikiran Aisyiyah abad kedua berkomitmen kuat untuk melakukan gerakan pencerahan dalam kehidupan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal. Selanjutnya dalam “pernyataan Pikiran Muhammadiyah abad Kedua” dinyatakan, bahwa gerakan pencerahan (tanwir) merupakan praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan.       

Kiranya demikian goresan pena yang saya tulis ini, tentunya saya berharap tulisan ini mampu menginspirasi kita semua terutama penulis sendiri yang tetap belajar dan terus berbenah diri dalam kehidupan sehari-hari. Tulisan ini hanyalah penguat rasa bahwa panggilan iman itu harus tertanam kuat dalam hati sanubari untuk melakukan suatu gerakan yang cerah dan mencerahkan semesta. (ISP)